Rabu, 15 Juni 2011

makalah strategi


1. Pengertian Motivasi
Kamus besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian motif dan motivasi sebagai berikut : Motif adalah kata benda yang artinya pendorong, sedangkan Motivasi adalah kerja yang artinya mendorong.
Menurut Syaddih (dalam Muhammad Tohri, dkk, 2007: 34) membedakan motif dan motivasi sebagai berikut : Motif merupakan suatu tenaga yang mendorong atau menggerakkan individu untuk bertindak mencapai tujuan, sedangkan Motivasi merupakan suatu kondisi yang tercipta atau diciptakan sehingga membangkitkan atau memperbesar motif pada seseorang.
Sedangkan pendapat Sardiman (dalam Muhammad Tohri, dkk, 2007 : 34) mengemukakan : Motif adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri dan didalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapaid suatu tujuan. Motif juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).
Sedangkan motivasi diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Motivasi dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang melakukan sesuatu sedangkan motivasi adalah dorongan atau kekuatan dalam diri individu untuk melakukan sesuatu dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
2.Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dalam kegiatan belajar menurut W.S. Winkel (dalam Muhammad Tohri, dkk, 2007: 35) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai. Pandangan Prayitno menyatakan bahwa motivasi belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai sesuatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar. Tidaklah menjadi berarti betapapun baiknya potensi anak meliputi kemampuan intelektual atau bakat siswa dan materi yang diajarkan serta lingkupnya sarana belajar namun siswa tidak termotivasi dalam belajarnya, maka PBM tidak berlangsung secara optimal.
Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang menggerakkan organisme
sebagai subyek didik, baik sumbernya dari faktor internal atau ekstemal.

3.Fungsi Motivasi Dalam Pembelajaran
Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat belajarnya dan dengan cara memberikan dan menimbulkan harapan. Donald O. Hebb (dalam Yuhdi Munadi, 2008: 47) menyebutkan cara pertama dengan
Arousal, dan kedua dengan expectancy. Yang pertama, Arousal adalah suatu
usaha guru untuk membangkitkan intinsik motif siswanya, sedangkan yang kedua expectancy adalah suatu keyakinan yang secara seketika timbul untuk terpenuhinya suatu harapan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Harapan akan tercapainya suatu hasrat atau tujuan dapat memotivasi yang ditimbulkan guru kedalam diri siswa. Salah satu pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam menerima dan memahami isi pelajaran yakni melalui pemanfaatan media pembelajaran yang tepat guna.
4.Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk kepentingan anak didik. Agar anak didik senang dan bergairah dalam guru berusaha menyediakan, lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan potensi kelas yang ada. Keinginan ini selalu ada pada setiap diri guru dimanapun dan kapan pun. Hanya sayangnya, tidak semua keinginan guru itu terkabul semuanya karena berbagai faktor penyebab. Masalah motivasi adalah salah satu dari sederetan faktor penyebab iMotivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Hanya dengan motivasilah anak didik dapat tergerak hatinya untuk belajar. Dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar anak didik.
Ada enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru yaitu:
1. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar.
2. Menjelaskan secara konkrit kepada anak didik apa yang dapat
dilakukan pada akhir pengajaran.
3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik sehingga dapat merangsang untuk dapat mencapai prestasi yang lebih baik di kemudian hari.
4. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
5. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual
maupun kelompok.
6. Menggunakan metode yang bervariasi (Syaiful Bahri
Djamarah, 2002: 167).
5.Cara Memotivasi Siswa Belajar
Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar. Di bawah ini akan diuraikan beberapa prinsip belajar dan motivasi
a. Kebermaknaan
Siswa akan suka dan bermotivasi belajar apabila hal-hal yang dipelajari mengandung makna tertentu baginya. Caranya ialah dengan mengaitkan pelajarannya dengan pengalaman masa lampau siswa, tujuan-tujuan masa mendatang, dan minat serta nilai-nilai yang berarti bagi mereka.
1.
Hubungan pengajaran dengan pengalaman siswa

Pelajaran akan bermakna bagi siswa jika guru berusaha menghubungkannya dengan pengalaman masa lampau atau pengalaman-pengalaman yang telah mereka memiliki sebelumnya. Cara ini berdasarkan pads asumsi bahwa apa-apa yang telah mereka miliki sebagai pengalaman akan merangsang motivasinya untuk mempelajari masalah tersebut lebih lanjut.
2.
Hubungan pengajaran dengan minat dan nilai siswa
Sesuatu yang menarik minat dan nilai tertinggi bagi siswa berarti bermakna baginya. Karen itu guru hendaknya berusaha menyesuaikan pelajaran (tujuan, materi dan metode) dengan minat para siswanya. Caranya antara lain memberikan kesempatan kepada, para siswa berperan serta memilih.
3.
Hubungan pengajaran dengan mass depan siswa
Pelajaran dirasakan akan bermakna bagi diri siswa apabila pelajaran itu dapat dilaksanakan atau digunakan pada kehidupannya sehari-hari diluar kelas pada masa mendatang. Untuk itu, guru hendaknya menyajikan macam-macam gagasan tentang macam-macam situasi yang mungkin ditemui oleh siswa pada waktu mendatang. Bila siswa telah menyadari kemungkinan belajar akan tergugah dan merangsang kegiatan belajar lebih efektif.
b. Modelling
Pelajaran akan lebih mudah dihayati dan diterapkan oleh siswa jika guru
mengajarkannya dalam bentuk tingkah laku model. Dengan model
tingkah laku ini, siswa dapat mengamati dan menirukan apa yang diinginkan oleh guru. Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1.
Guru supaya menetapkan aspek-aspek penting dari tingkah laku yang akan dipertunjukkan sebagai model jelaskan setiap tahap dan keputusan yang akan ditempuh agar mudah diterima oleh siswa. 2.
Siswa dapat menirukan model yang telah dipertunjukkan
hendaknya diberikan ganjaran yang setimpal.
3.
Model harus diamati sebagai suatu pribadi yang lebih tinggi dari pada siswa sendiri, yang mempertunjukkan hal-hal yang lebih untuk ditirukan oleh siswa.
4.
Hindarkan jangan sampai tingkah laku model berbenturan
dengan nilai-nilai atau keyakinan siswa sendiri.
5.
Modelling disajikan dalam teknik mengajar atau dalam
keterampilan-keterampilan sosial.
c. Komunikasi Terbuka
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk melaksanakan komunikasi
terbuka yaitu sebagai berikut :
1.
Kemukakan tujuan yang hendak dicapai kepada para, siswa
agar mendapat perhatian mereka.
2.
Tunjukkan hubungan-hubungan, kunci agar siswa benarbenar
memahami apa-apa yang sedang diperbincangkan
3.
Jelaskan pelajaran secara nyata, diusahakan menggunakan media instruksional sehingga lebih menjelaskan masalah yang sedang dibahas.
d. Latihan/Praktik yang Aktif dan Bermanfaat
Siswa lebih senang belajar jika mengambil bagian yang aktif dalam latihan/praktik untuk mencapai tujuan pengajaran. Praktik hendaknya secara aktif berarti siswa mengerjakan sendiri, bukan mendengarkan ceramah dan mencatat pada buku tulis. Pengajaran hendaknya disesuaikan dengan prinsip ini dengan cara sebagai berikut :
1.
Usahakan agar siswa sebanyak mungkin menjawab pertanyaan-pertanyaan atau memberikan repon terhadap pertanyaan aguru, sedangkan siswa lainnya menulis jawaban-jawaban dan menanggapi secara lisan.
2.
Mintalah agar siswa menyusun atau menata kembali informasi
yang diperolehnya dan bacaan.
3.
Sediakan Laboratorium dan situasi praktik lapangan berdasarkan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk mengaktifkan siswa mempraktikan hat-hat yang sedang dipelajarinya, guru dapat menggunakan macam-macam metode, seperti tanya jawab dan mengecek jawaban rekan-rekannya dan dilanjutkan diskusi melaksanakan simulasi.
e. Kondisi yang menyenangkan
Untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan dapat dilakukan dengan
cara-cara berikut :
1.
Siapkan
tugas-tugas
yang
menantang
selama
diselenggarakannya latihan.
2.
Berilah siswa pengetahuan tentang hasil-hail; yang telah
dicapai oleh masing-masing siswa.
3.
Berikan ganjaran yang pantas terhadap usaha-usaha yang
dilakukan oleh siswa (Oemar Malik, 2004: hal. 156).




Kelas kita terdiri dari beragam peserta didik. Peserta didik belajar dengan cara yang berbeda karena faktor keturunan, pengalaman, lingkungan, kepribadian, kecerdasan, bakat, hambatan fisik, emosi dan sosial. Oleh sebab itu kita (saya dan Anda) sebaiknya dapat menemukan dan menggunakan berbagai variasi metode pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.
Kelas kita terdiri dari beragam peserta didik, variasi metode pembelajaran diharapkan dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang beragam tersebut
Kelas kita terdiri dari beragam peserta didik, variasi metode pembelajaran diharapkan dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang beragam tersebut
Banyak di antara kita yang mengajar peserta didik dalam kelas yang besar. Anda tentu akan bertanya-tanya, “Bagaimana saya bisa menggunakan metode pembelajaran yang berbeda-beda agar sesuai dengan masing-masing individu peserta didik jika saya mempunyai lebih dari 30-40 anak dalam kelas?” Kondisi ini merupakan salah satu alasan mengapa para guru lebih cenderung untuk menggunakan metode pembelajaran “menghapal”. Pada metode pembelajaran ini kita hanya mengulang informasi berkali-kali dan meminta peserta didik untuk mengulang dengan harapan agar peserta didik dapat mengingatnya. Metode ini mudah tetapi sangat membosankan bagi peserta didik dan pendidik. Untuk mengubah situasi ini, kita perlu belajar hal baru dalam pembelajaran dan menggunakannya secara berkala kepada semua peserta didik kita.
Bagaimana Peserta Didik Belajar?. Tidak ada anak yang tidak mampu belajar. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang ramah, semua anak, dapat belajar secara efektif. Mereka dapat belajar dengan menggunakan pendekatan learning by doing. Sebagian dari kita memahami bahwa pendekatan belajar yang baik adalah learning by doing.
Dengan menciptakan lingkungan belajar yang ramah, semua anak, dapat belajar secara efektif
Dengan menciptakan lingkungan belajar yang ramah, semua anak, dapat belajar secara efektif
Inilah sebenarnya yang kita maksud dengan “pembelajaran aktif” dan “melibatkan peserta didik dalam pembelajaran”. Anak mempelajari informasi baru melalui berbagai kegiatan dan metode pembelajaran. Kegiatan ini sering dikaitkan dengan pengalaman praktis anak setiap harinya. Hubungan ini membantu mereka memahami dan mengingat apa yang mereka pelajari dan kemudian menggunakannya dalam kehidupan.
Apa yang dilakukan peserta didik di kelas? Mereka melihat, mendengarkan, dan memperhatikan apa yang Anda dan orang lain lakukan. Ketiga sensori ini (penglihatan, pendengaran dan gerakan) penting bagi semua peserta didik. Bagi peserta didik yang salah satu inderanya (pendengaran, penglihatan, atau gerakan) mengalami hambatan, mungkin mengalami keterbatasan. Kita memahami bahwa peserta didik : 30% belajar melalui mendengar, 33% melihat, dan 37% melakukan kegiatan. Ada pepatah, “Saya mendengar maka Saya tahu, saya melihat maka saya ingat, saya melakukan maka saya paham.” Ini sangat penting!. Pepatah tersebut mengandung makna jika mengajar dengan metode ceramah maka hanya sepertiga yang diperoleh peserta didik. Demikian juga apabila murid hanya untuk mencatat.
Saya mendengar maka Saya tahu, saya melihat maka saya ingat, saya melakukan maka saya paham
Saya mendengar maka Saya tahu, saya melihat maka saya ingat, saya melakukan maka saya paham
Kita mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang menyukai belajar melalui membaca, ada pula yang lebih menyukai belajar dengan membuat ringkasan. Sebagian peserta didik senang belajar secara individual dan yang lainnya dalam kelompok. Pembelajaran aktif memungkinkan guru menggunakan banyak cara untuk membantu peserta didik belajar. Beberapa cara belajar peserta didik: (1) Verbal atau linguistik (berbicara atau berbahasa). Sebagian peserta didik berpikir dan belajar melalui tulisan dan lisan; memori; dan proses mengingat kembali. (2) Logika atau matematika. Sebagian peserta didik berpikir dan belajar melalui logika dan perhitungan. Mereka dengan mudah dapat menggunakan angka, mengenali pola abstrak, dan melakukan pengukuran yang tepat. (3) Visual atau spasial (penglihatan atau orientasi bagian). Sebagian peserta didik menyukai seni seperti menggambar, melukis atau membuat patung. Mereka mampu membaca peta, grafik, dan diagram dengan mudah. (4) Tubuh atau kinestetik (gerakan otot/tulang). Sebagian peserta didik belajar melalui aktivitas fisik seperti melalui permainan dan drama. (5) Musik atau irama. Sebagian peserta didik belajar paling baik melalui bunyi, irama/ritme, dan pengulangan. (6) Antarpribadi. Sebagian peserta didik lebih mudah belajar melalui kerja kelompok. Mereka menyenangi kegiatan kelompok, mudah memahami situasi sosial, dan mereka mudah bergaul dengan orang lain. (7) Intrapribadi. Sebagian peserta didik belajar paling baik secara individu dan mandiri. Mereka lebih mudah bekerja sendiri dan lebih memahami kekuatan dan kelemahan diri. (8) Naturalis. Sebagian peserta didik belajar sendiri melalui lingkungan alam sekitar secara langsung.
Kita mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu penting bagi guru menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi
Kita mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu penting bagi guru menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi
Ketika peserta didik belajar, mereka mungkin menggunakan satu atau beberapa cara belajar seperti di atas. Oleh karena itu penting bagi guru menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi.
Kita (saya dan Anda) mengetahui bahwa selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode diharapkan dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa. (diadaptasi dari berbagai sumber WANNDA)
http://yourlearningpartner.wordpress.com/memahami-peserta-didik/
www.masbied.com/2010/11/21/peranan-bimbingan-dan-konseling-dalam-pendidikan-di-sekolah/
http://ilmupsikologi.wordpress.com/2010/01/14/bimbingan-kelompok/

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons